Paroki Santo Joanne Baptista Wolosambi

Paroki St. Joanne Baptista Wolosambi terletak di kaki gunung Ebulobo yang biasa dikenal dengan sebutan lembah Sawu atau lembah subur. Kenapa disebut lembah subur? Masyarakat Wolosambi dimanjakan dengan kesuburan tanah yang dapat menumbuhkan dan membuahkan hasil tamanan apapun. Kita woku koo loo uwi kaju, imu ngala isi taa kita tau ka.

Paroki ini merupakan bagian dari Kevikepan Bajawa, Keuskupan Agung Ende. Cakupan wilayah pelayanannya cukup luas karena meliputi sebagian wilayah Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Ngada. Wilayahnya terbentang dari kaki gunung Ebulobo hingga ke Laut Sawu. Berdasarkan warisan sejarah para pendahulu, dikisahkan bahwa Agama Katolik masuk ke wilayah Wolosambi diperkirakan pada tahun 1901. Untuk pertama kalinya beberapa tokoh dipermandikan yaitu: bapak Raga Toyo, bapak Thadeus Mere Yua, bapak Antonius Mere Poi, bapak Yohanes Tenda Wea, bapak Lambertus Mere, bapak Benediktus Ceme dan bapak Pius Gesu (kemudian memeluk agama Islam dengan nama Haji Yusuf Gesu). Pada tahun 1940 Paroki Wolosambi resmi berdiri dengan Pastor Paroki Pater Martinus Boots, SVD. Wilayahnya meliputi Sawu, Lejo dan Maukeli dengan nama pelindungnya St. Joanne Baptista.